Lelah








Ku termenung seakan jiwaku melayang..
Tak tahu dimana perhentian....
Entah apa yang dalam pikiran
Bergemuruh di hatiku membayang

Ku dengar alunan ayat - ayat ...
Hidup hambar terbuang kata demi kata
Yang mengalun sebagai gita...
Mencurah rasa dalam kalimat..

Aku yang tak pernah sadar...
Aku yang tak pernah mengerti...
Setiap hembusan nafasku....
Setiap jengkal langkah hidupku...
Harusnya memiliki jiwa ....
Jiwa yang dapat mewakiliku
Sebagai binatang dalam topeng Manusia..

Ku dengar bisikan angin
Bercerita padaku tentang rindu..
Aku hanyut dan tertegun dalam pilu

Ku dengar bisikan ombak….
Bercerita padaku tentang rembulan
Yang sewindu tak bertemu

Oh tuhan…
Aku lelah melalui malam…..
Aku selalu menangis menunggu pagi…
Menangis yg tiada air mata lagi

Namun akhirnya kusadari..
Bahwa aku tak sedang bermimpi…

Inilah kisahku…
Inilah hidupku..
Inilah jalanku..

Ditengah badai dan topan…
Ku tersenyum menatap senja…
Untuk yang pertama disepanjang hayatku…
Biarlah aku pasrah….
Kepada takdir ilahi ….
Yang kan menuntunku…
Pada keindahan nirwana…

Aku ingin menapaki puncak yang tinggi…
Bernyanyi ditengah savana yang indah nan sunyi…
Hanya deru angin yang menemani…
Mengiringi bait demi bait kuresapi

Tuhan..
Bukan aku yang menyakiti pelangi…
Bukan aku yang membuat langit menangis…

Aku hanya lelah ….
Oleh badai dialam ini…
Aku hanya ingin sendiri meniti sepi…..
Biarlah ragaku menapaki bumi…
Namun jiwaku bermain dengan rimba dan lautan…
Hingga nanti… saat kumati…











Tuk SahabatQ














Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan..

Diberi makan pada dada penurunan nilai

Yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani

Engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan

Dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir

Wahai askar..

Yang diperintah oleh hukum yang tidak adil

Oleh lelaki yang meninggalkan isterinya..

Meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil..

Meninggalkan sahabat-sahabatnya..

Dan memasuki gelanggang kematian

Demi kepentingan cita-cita yang mereka sebut 'keperluan'

Wahai penyair..

Yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya

Tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya

Yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat

Dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas

Wahai tawanan..

Yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil

Yang teraniaya oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan

Dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak

Melalui cara-cara yang keliru

Wahai wanita yang malang..

Yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan

Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu

Memperdayakan engkau..

Menanggung kemiskinanmu dengan emas

Ketika kau menyerah padanya dia meninggalkanmu

Kau serupa mangsa..

Yang gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai

Dan keadaan yang menyedihkan

Wahai eman-temanku yang rendah hati..

Para martir bagi hukum buatan manusia.

Kau bersedih..

Dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,

Dari ketidakadilan sang hakim..

Dari licik si kaya..

Dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya

Janganlah putus asa..

Kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini..

Dibalik persoalan..

Dibalik awan gemawan..

Dibalik bumi..

Dibalki semua hal ada suatu kekuatan..

Yang tak lain adalah seluruh kadilan..

Segenap kelembutan..

Semua kesopanan..

Segenap cinta kasih

Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan

Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu

Memasuki cahaya matahari..

Tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah

Engkau laksana pepohonan telanjang

Yang rendah kerana berat berbatang

Dan bersama salju musim dingin

Lalu musim bunga akan tiba menyelimuti

Dengan dedaunan hijau dan berair

Kebenaran akan mengoyak tabir airmata

Yang menyembunyikan senyuman

Saudaraku..

kuucapkan selamat datang padamu

Dan kuanggap hina para penindasmu.